GUr8TUW5BUW5TUC0TSz5GUY6

Headline:

[Kabar] Tragedi Bayi Nadira, Pengamat: Sistem Sekuler Kapitalisme Biang Keladi Tingginya Kejadian PJB

Sistem Sekuler Kapitalisme Biang Keladi Tingginya Kejadian PJB

Bumigurindambersyariah.com - Kabar Nasional | Bayi berusia satu tahun bernama Nadira asal Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia di IGD RSUD Palabuhanratu akibat tidak mendapatkan ruangan perawatan pada Sabtu (23-8-2025) lalu. Seharusnya perawatan terhadap Nadira dilakukan pada Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Namun, ternyata RSUD Palabuhanratu belum memilikinya.

Congenital Heart Diseases (CHD) atau Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang diderita bayi Nadira adalah penyakit berbahaya. Dari tahun ke tahun jumlah pengidapnya meningkat secara signifikan karena gagal ditangani, baik dari sisi sistem kesehatan maupun determinan sosial secara keseluruhan. Selain itu, penyakit ini juga disebut-sebut menjadi penyebab utama kematian pada bayi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia.

Di tingkat global, setiap 1 dari 100 bayi lahir adalah PJB dengan peningkatan 3,4% pada anak di bawah usia lima tahun antara tahun 1990 dan 2021. Sementara di periode yang sama, penurunan prevalensi kematian sangat kecil, yaitu dari 56,2% menjadi 55,7%. Di Indonesia, kurang lebih 5 juta bayi lahir setiap tahun dengan 50.000 bayi lahir dengan PJB dan 12.500 dengan PJB berat. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki beban kesehatan tinggi terhadap kelainan PJB.

Biang Keladi

Menurut pengamat kebijakan publik Dr. Rini Syafri, keberadaan berbagai aspek determinan sosial adalah perkara yang pasti terjadi pada peradaban hari ini. “Artinya, peradaban sekuler kapitalisme adalah faktor non-klinis fundamental yang mendasari persoalan klinis dan non-klinis PJB, baik dari segi filosofi maupun konsep. Seiring buruknya pemenuhan hajat asasiyah setiap insan, baik bersifat fisik maupun non-fisik, sekularisme bersifat dekstruktif terhadap kesehatan insan. Bahkan, biang keladi tingginya kejadian PJB,” tuturnya kepada MNews, Rabu (3-9-2025).

Ia menjelaskan, secara khusus ada tiga faktor penyebab. Pertama, lanjutnya, sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan dijadikan asas yang peradaban hari ini tegak di atasnya. “Kedua, pandangan tentang kehidupan untuk memperoleh manfaat materi sebanyak-banyaknya. Ketiga, aspek ini berkelindan satu sama lain melalui keberadaan sistem kehidupan sekularisme kapitalisme. Inilah pabrik berbagai faktor pemicu kejadian PJB,” jelasnya.

Rini menyampaikan, pada aspek sistem kesehatan, ketika industrialisasi dan bisnis sebagai jiwanya, maka berakibat pada rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. “Sistem kesehatan hari ini rapuh. Lebih dari 90% anak yang lahir dengan PJB di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak dapat mengakses perawatan yang mereka butuhkan. Cakupan kesehatan universal atau asuransi kesehatan wajib (BPJS) tidak mampu mengatasi persoalan,” terangnya.

Ia mengungkapkan, adanya hambatan untuk mengakses perawatan kardiovaskular dan non-kardiovaskular berkualitas tinggi untuk PJB. “Status sosial ekonomi yang lebih rendah telah dikaitkan dengan akses yang berbeda ke perawatan jantung dan hasil yang lebih buruk di berbagai kondisi kardiovaskular dan subspesialisasi. Di Indonesia, tidak kalah memprihatinkan. Tiap tahunnya ada sekitar 50 ribu bayi yang lahir dengan kondisi itu. Selain itu, kekurangan dokter spesialis jantung anak di samping ketimpangan distribusi layanan,” bebernya.

Faktor genetik, ucapnya, berperan penting dalam terjadinya PJB. “Hanya saja peningkatan kasus secara signifikan dari waktu ke waktu pertanda kuat bahwa ada peran dari faktor non-genetik dan non-klinis. Bahkan memiliki peran yang tidak kalah penting. Hal ini ditegaskan oleh analisis terhadap 88 riset yang mewakili, determinan sosial atau faktor non-klinis seperti diagnosis yang rendah, kondisi pasca operasi yang mengharuskan rawat inap ulang dan kematian, di samping penurunan akses layanan kesehatan berperan signifikan terhadap kejadian PJB,” paparnya.

Sinergi

Rini menjelaskan, Islam berbeda jauh dengan peradaban kapitalisme. Sistem kehidupan Islam, lanjutnya, dengan pola kehidupan masyarakatnya yang khas akan berkerja secara sinergi dengan sistem kesehatan Khilafah, yakni menjadikan kesehatan insan terawat sepanjang hayatnya. “Mengakhiri keberadaan pabrik faktor pemicu PJB melalui upaya preventif mendasar dan alami, berupa terpenuhinya hajat hidup asasiyah setiap insan, baik bersifat fisik maupun non-fisik, khususnya ibu sejak masa prekonsepsi dan anak sejak dari dalam kandungan,” paparnya.

Islam, ungkapnya, memiliki paradigma yang sahih tentang kesehatan, fungsi ibu, dan fungsi negara. “Di sisi lain, penerapan sistem kehidupan Islam, khususnya sistem ekonomi Islam dan sistem politik Islam mendukung terciptanya kesehatan yang kodusif. Upaya kuratif atau pengobatan melalui keberadaan sistem kesehatan Khilafah meniscayakan persoalan PJB dapat segera diatasi. Mulai dari deteksi dini yang akurat hingga penanganan sampai sembuh bagi pengidap PJB yang memungkinkan untuk sembuh dan mencakup semua pengidap, tanpa terkecuali,” urainya.

Berbagai persoalan sistem kesehatan hari ini, katanya, melalui penerapan sistem kehidupan Islam, khususnya sistem ekonomi Islam dan sistem politik Islam, pengambilan keputusan-keputusan politiknya bersifat sentralisasi dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan berlangsung secara desentralisasi dengan mengacu pada tiga strategi. “Cepat dalam pelaksanaan, sederhana dari segi admnistrasi, dan dilakukan oleh person yang kapabel,” pungkasnya. [MNews/IK]

Sumber: https://muslimahnews.net/2025/09/05/38452/

Daftar Isi

0Komentar

Follow Pasang Iklan
Follow Pasang Iklan
D

disclaimer: Bumigurindambersyariah.com memberikan ruang bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan yang khas memenangkan opini Islam serta memihak kepada kaum Muslim.

Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain.

Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Bumigurindambersyariah.com. Silakan mengirimkan tulisan Anda melalui link ini kirim Tulisan

KLIK

Support Dakwah Bumigurindambersyariah.com

Donasi akan mendanai biaya perpanjangan domain dan aktivitas dakwahnya.

Formulir
Tautan berhasil disalin