Oleh : Rianti Budi Anggara
Rabiul Awal menyapa penuh cahya,Muhammad lahir membawa rahmat semesta,
Sosok pemimpin amanah, risalah mulia,
Pemimpin dunia, tiada setara
Dari Madinah bersinar, terangi dunia
Syariat ditegakkan, damai tercipta.
Namun lihatlah negeriku kini,
Lihatlah! Sekarang! Ummati!
Tangis rakyat terjerat derita tiada henti,
Perut lapar, darah tertumpah tak berarti,
Tahta merayu, pemimpin tenggelam ambisi
Duhai Muhammad, ummati.... Ummati... Ummati...
Aksi membara di jalan negeri ini,
Negeri ummatMu, Wahai Nabi.
Suara rakyat dibalas dengan tirani,
Pedang kekerasan menghujam hati,
Asasi diinjak, darah pun mengalir lagi.
Mereka berjanji, namun berdusta,
Harta rakyat dirampas tanpa rasa,
Ingatlah mereka amanat di pundak mereka?
Amanat suci mereka lupakan juga.
Sungguh, janji Allah itu Benar adanya.
Api menjilat, bersama angin fajar,
Jerit rakyat tak terdengar,
Bidak-bidak dipaksa beradu kekar,
Tangan tirani mengatur,
Papan catur, terkendali sang pendekar.
Lumbung rakyat dijarah serigala lapar,
Nurani pemimpin layu tanpa binar.
Wahai negeri, apakah engkau lupa?
Rabiul Awal lahir teladan utama,
Sabar, adil, penuh takwa,
Namun engkau biarkan zalim merajalela.
Tidakkah malu pada Arsy yang bergetar?
Dari Madinah bersinar,
Negeriku padam terbakar,
Cahaya risalah tak pernah pudar,
Tapi gelap menutup jiwa yang ingkar.
Wahai rakyat, janganlah lengah,
Janji Allah nyata penuh berkah,
Takwa dan sabar menjadi panah,
Hingga cahaya Rasul hidupkan marwah.
Artikel ini telah ditayangkan:
https://www.tanahribathmedia.com/2025/09/dari-madinah-bersinar-negeriku-binar.html
0Komentar