Oleh: Margaret Erfika
Bumigurindambersyariah.com - Opini Anda | Kasus seorang ibu yang membunuh anak kandungnya (filisida maternal) kembali mengejutkan publik. Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, seorang ibu diduga meracuni dua anaknya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri. KPAI menyoroti peristiwa ini sebagai filisida maternal. Pada Agustus 2025, tragedi serupa terjadi di Batang, Jawa Tengah. Dua anak perempuan kakak beradik ditemukan tewas di Pantai Sigandu, sementara ibunya, VM (31), bersembunyi di toilet portabel dekat lokasi.
Filisida—tindakan orang tua menghilangkan nyawa anaknya—adalah tragedi yang sulit dipahami. Seorang ibu semestinya menjadi sosok paling penyayang dan pelindung bagi anak-anaknya. Ketika seorang ibu justru mengakhiri hidup buah hatinya, jelas ada masalah besar yang melatarbelakangi, mulai dari himpitan ekonomi, konflik rumah tangga, hingga gangguan kesehatan mental.
Namun, kasus filisida maternal tidak cukup dijelaskan sebatas hilangnya naluri keibuan seorang individu. Fenomena ini adalah cermin dari sistem kehidupan yang sakit. Ketika pendidikan dan kesehatan mahal, ketika lapangan kerja tidak menjamin kesejahteraan keluarga, dan ketika negara abai pada fungsi perlindungan, maka tekanan hidup yang menumpuk dapat menyeret seseorang pada jurang keputusasaan.
Islam memberikan gambaran berbeda. Seorang ibu dimuliakan dan dibebaskan dari kewajiban mencari nafkah, karena hal itu menjadi tanggung jawab suami dan wali. Negara berkewajiban menjamin agar para ayah dapat bekerja, menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis, serta melindungi ibu agar dapat menjalankan perannya dengan tenang. Dengan sistem seperti ini, naluri keibuan bisa tumbuh sempurna, sehingga tragedi filisida maternal dapat dicegah
Peristiwa ini mestinya menjadi alarm keras bahwa yang sakit bukan sekadar jiwa seorang ibu, melainkan sistem kehidupan yang menaungi masyarakat. Selama sistem tidak berubah, tragedi serupa akan terus berulang. Maka, dibutuhkan keberanian untuk menghadirkan sistem yang sehat, yang mampu melindungi, menyejahterakan, dan memuliakan peran ibu.
Hanya dalam sistem seperti inilah naluri keibuan dapat tumbuh sempurna, dan tragedi filisida maternal yang memilukan dapat dicegah sejak akar.
0Komentar