GUr8TUW5BUW5TUC0TSz5GUY6

Headline:

Bangkitnya Gen Z Menyongsong Perubahan Hakiki

Bangkitnya Gen Z Menyongsong Perubahan Hakiki


Oleh: Eci Aulia
(Tim Redaksi Bumi Gurindam Bersyariah)

Gelombang aksi demonstrasi yang belakangan terjadi cukup menyita perhatian publik. Kanal media dibanjiri dengan beragam postingan terkait aksi para demonstran. Masyarakat dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pelajar, pedagang, dan buruh turun ke jalan menyuarakan beragam aspirasi. Namun, yang memantik perhatian adalah keikutsertaan Gen Z dalam aksi tersebut.


Polda Metro Jaya menangkap sedikitnya 169 pelajar dari demo yang berlangsung di sekitar kawasan Gedung MPR/DPR/DPD itu. Puncaknya terjadi ketika kendaraan taktis Brigade Mobil atau Brimob melindas Gen Z berusia 21 tahun, Affan Kurniawan, seorang pengemudi online. Hingga akhirnya demo memanas dan meluas ke beberapa kota di berbagai daerah di Indonesia (Tempo.co, 31-08-2025).

Selang beberapa pekan, Gen Z kembali menyuarakan aspirasi di depan Gedung DPRD Kota Batam pada Selasa (09-09-2025) siang. Suasana mendadak riuh oleh teriakan yel-yel dan orasi dari massa Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Provinsi Kepulauan Riau. Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap dugaan pelanggaran ketenagakerjaan di PT McDermott Indonesia. Para pengunjuk rasa datang membawa spanduk, bendera, hingga replika keranda sebagai simbol protes (Deltakepri.co.id, 09-09-2025)

Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga tahun 2012. Usia mereka berkisar antara 13 sampai 28 tahun. Gen Z disebut juga dengan digital native yaitu generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi digital. Di balik kecanggihan teknologi informasi ada beberapa hal yang menjadi karakteristik Gen Z. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, cerdas, punya daya pikir kritis terhadap isu sosial, dan cepat menyerap informasi.

Meskipun melek teknologi, mereka juga rentan terhadap kecemasan dan stres akibat banyaknya informasi, ekspektasi dari media sosial, dan perbandingan diri dengan standar yang ditetapkan. Gaya komunikasi mereka cenderung singkat, jelas, santai, dan bersahabat, serta kurang menyukai nasihat yang terkesan menggurui.

Gen Z dalam Kacamata Psikologi ala Kapitalis

Dilansir dari kompas.com (05-09-2025), psikolog Anak dan Remaja Anastasia Satriyo, M.psi., menilai bahwa mekanisme face (menghadapi) tampak jelas pada diri Gen Z saat melakukan aksi demonstrasi maupun ekspresi politik mereka di media sosial. Alih-alih melakukan tindakan destruktif, Gen Z memilih berbicara dengan cara khas mereka menggunakan medsos, meme, poster kreatif, dan estetika visual.

Jika generasi sebelumnya cenderung diam (frezze) atau menyerang (fight), Gen Z justru menegaskan bahwa aksi mereka adalah bentuk protes damai. Dalam situasi penuh tekanan gen Z bahkan tidak mundur. Mereka tetap terlibat aktif misal dengan posting dan live streaming.

Sementara psikolog Universitas Indonesia, Prof. Rose Mini Agoes Salim, menyoroti tentang fenomena meningkatnya jumlah anak di bawah umur yang ikut aksi demonstrasi. Meskipun demonstrasi bisa jadi ajang belajar menyampaikan pendapat, remaja rentan terprovokasi karena kontrol diri mereka belum matang. Menurutnya di usia tersebut remaja cenderung ingin terlihat keren dan berani di depan teman-temannya atau publik. Hal ini yang membuat mereka bertindak implusif (dorongan emosi sesaat). (inforemaja.id, 02-09-2025).

Kembalikan Fitrah Gen Z

Pengklasifikasian karakteristik generasi (termasuk Gen Z) berdasarkan ilmu psikologi sesungguhnya diarahkan untuk sesuai dengan mindset kapitalisme dalam menghilangkan kesadaran politik, lebih fokus pada pendekatan spesifik Gen Z (cara mempertahankan nilai dan identitas mereka sekaligus meminimalkan eskalasi konflik).

Padahal di dalam Islam manusia memiliki khasiatul insan atau potensi manusia. Sesuatu yang fitrah ada pada diri setiap manusia yaitu potensi jasmani seperti makan, minum, tidur, buang hajat dsb. Kemudian ada potensi naluri yang terdiri dari naluri beragama (tadayyun), naluri melestarikan keturunan (nau), dan naluri mempertahankan diri (baqa). Semua potensi tersebut meniscayakan tuntutan pemenuhannya. Sedangkan pemenuhan tersebut haruslah sesuai dengan hukum syarak.

Reaksi Gen Z yang tidak diam atas gejolak politik yang terjadi adalah manifestasi dari pemenuhan naluri baqanya sebagai seorang manusia. Terlihat bagaimana cara mereka ketika menghadapi tekanan, baik di dunia nyata maupun media sosial. Rasa marah, kesal, dan geram melihat kezaliman yang terjadi menandakan bahwa Gen Z sedang menginginkan perubahan. Dengan kata lain, Gen Z memiliki potensi besar untuk kebangkitan umat.

Hanya saja, tuntutan perubahan itu masih belum terarah dan persoalan yang mereka gaungkan itu masih sebatas perkara cabang atau solusi parsial. Dengan kata lain, belum menyentuh akar masalah yang lebih mendasar. Jika diibaratkan seperti pertumbuhan akar rizomatik atau tanaman rimpang (jahe, lengkuas) yang menjalar. Dalam artian mereka perlu terhubung dengan gerakan lain agar dapat menjalar dan mengakar kuat. Pertumbuhannya pun sulit dikontrol. Berbeda dengan sebatang pohon, gerakan rizomatik berciri tanpa pemimpin tunggal.

Berbagai komponen dalam gerakan ini saling terkoneksi melalui media sosial, dengan algoritma juga berciri menjalar. Gaya hidup fomo atau takut ketinggalan dengan sesuatu yang viral turut menjadi pemicu munculnya euforia gerakan ini. Mereka bergerak hanya sekadar ikut-ikutan tanpa tahu tujuan.

Untuk itu, pemenuhan naluri baqa yang ada pada diri Gen Z perlu diarahkan kepada pemahaman yang benar sesuai tuntunan syari’at Islam. Bagaimana agar Gen Z bergerak atas dorongan keimanan kepada Allah Swt., bukan karena validasi sosial agar dipandang berani. Pun bagaimana membangun kesadaran politik Gen Z bahwa menolak kezaliman bukan untuk adu keren.

Menyambut Perubahan Hakiki

Sebelum turun ke jalan Gen Z harus memahami landasan dan tujuan apa yang ia gunakan tatkala berjuang menuntut keadilan, sehingga ketika mereka berbicara perubahan bukan lagi perubahan parsial, tapi taghyir atau perubahan hakiki. Untuk itu, ada beberapa hal yang menjadi poin penting dalam membangun kesadaran Gen Z demi terwujudnya perubahan hakiki, yaitu:

1. Akidah

Pemuda harus memiliki akidah yang kokoh. Ia mesti memahami bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang diciptakan oleh Sang Khalik dan pada akhirnya ia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Zat yang menciptakannya itu. 

Dengan begitu, ia akan senantiasa menjadikan perintah dan larangan Allah sebagai standar dalam setiap perbuatannya. Inilah yang menjadi modal utama agar muncul keberanian membuang segala kesyirikan dan tradisi nenek moyang di masyarakat yang bertentangan dengan ajaran Islam.

2. Pola Pikir

Rasa kebersamaan dan kekompakan Gen Z dalam menyuarakan perubahan masih bersandar pada ikatan yang lemah seperti ikatan kesukuan, kekeluargaan, dan nasionalisme yang bersifat emosional dan temporal. Sementara perubahan hakiki harus dilandasi oleh ikatan ideologi yang bermakna akidah aqliyah yang melahirkan sistem hidup yang menyeluruh. Yaitu ukhuwah Islamiyyah.

3. Kesadaran politik

Lahirnya kebijakan-kebijakan politik yang seringkali tidak berpihak pada rakyat sepatutnya membuka lebar mata Gen Z. Bahwasanya ada sistem kehidupan yang harus ditolak yaitu sistem kapitalisme. Karena dari sinilah berbagai kebijakan menyengsarakan itu dilahirkan. Bukan hanya soal pungutan pajak yang tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, juga persoalan lain yang menimbulkan penderitaan berantai yang tiada berujung.

Itulah mengapa kepedulian Gen Z pada problematika umat tidak boleh dibangun atas kesadaran politik lokal saja. Namun, harus dibangun dengan kesadaran politik yang utuh. Kesadaran politik yang dimaksud bukanlah politik demokrasi ala kapitalis. Akan tetapi, kesadaran politik yang sahih yaitu kesadaran politik Islam.

Kesadaran politik Islam bukan tentang sejauh mana ia mengetahui ilmu dan peristiwa politik di dunia. Namun, lebih kepada landasan dan sudut pandang apa yang ia gunakan ketika melihat problematika umat di dunia. Orang yang memiliki kesadaran politik Islam akan memandang dunia dan segala problematikanya dengan sudut pandang yang khas, yaitu ideologi Islam yang disandarkan kepada wahyu Allah Swt. semata.

Pemuda yang sadar dengan politik Islam tidak hanya peduli pada persoalan pajak. Berbagai problematika seperti kriminalitas, korupsi, perzinaan, kekerasan seksual, dan masalah Palestina juga tidak akan luput dari perhatiannya. Baginya semua problematika tersebut akan bermuara pada satu solusi yaitu solusi Islam.

Islam sendiri memiliki aturan mekanisme dalam menolak kezaliman atau beramar makruf nahi mungkar termasuk kepada penguasa. 

Allah berfirman, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk”. (TQS. An-Nahl: 125).

Suara Gen Z ibarat motor penggerak. Sayang sekali jika suara kebangkitan itu menjadi kehilangan arah. Jika Gen Z berhasil memahami visi perubahan yang ia bawa, maka ia akan bergerak atas dorongan keimanan bukan lagi paksaan atau sekadar ikut-ikutan.

Khatimah

Sungguh kehadiran Gen Z seperti ini sangat dinantikan oleh umat. Dengan modal kekuatan fisik, kecerdasan intelektual, inovatif, dan kreatif rasanya tidak ada alasan bagi Gen Z untuk tidak berjuang melawan kezaliman.
Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan politik Islam terutama bagi kaum terpelajar. Inilah yang akan menjadi bekal mereka untuk berkontribusi pada perubahan yang hakiki. Mereka harus dibina dengan pendidikan politik Islam agar perjuangannya lebih jelas dan terarah.

Untuk itu, saatnya Gen Z bergabung dengan komunitas yang membinanya dengan pemikiran politik Islam. Maka, mereka akan menjadi pemuda yang peka terhadap kondisi umat. Bukan untuk mencari popularitas, apatah lagi mengejar kursi kekuasaan. Namun, perjuangan mereka semata untuk menegakkan hukum Allah secara totalitas di muka bumi ini. Karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Wallahu ‘alam bissawwab.

Artikel ini telah ditayangkan:
https://www.tanahribathmedia.com/2025/09/bangkitnya-gen-z-menyongsong-perubahan.html
Daftar Isi

0Komentar

Follow Pasang Iklan
Follow Pasang Iklan
D

disclaimer: Bumigurindambersyariah.com memberikan ruang bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan yang khas memenangkan opini Islam serta memihak kepada kaum Muslim.

Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain.

Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Bumigurindambersyariah.com. Silakan mengirimkan tulisan Anda melalui link ini kirim Tulisan

KLIK

Support Dakwah Bumigurindambersyariah.com

Donasi akan mendanai biaya perpanjangan domain dan aktivitas dakwahnya.

Formulir
Tautan berhasil disalin