GUr8TUW5BUW5TUC0TSz5GUY6

Headline:

Hopeless Bersemi, Bolehkah Ini Terjadi?

Hopeless Bersemi, Bolehkah Ini Terjadi?

Oleh: L. Nur Salamah, S.Pd.
(Tim Redaksi Bumi Gurindam Bersyariah) 

Hopeless (merasa tidak ada harapan), adalah sesuatu yang wajar dan sangat manusiawi terjadi dalam diri manusia. Siapa pun itu, apa pun profesinya, niscaya pernah terjangkiti perasaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kita merupakan makhluk yang lemah dan terbatas, sehingga membutuhkan sesuatu yang tidak terbatas.

Bahkan para sahabat Nabi Muhammad saw. yang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt. tidak perlu dipertanyakan lagi, mereka pernah merasakan hopeless saat awal-awal dakwah di Mekah. Saat orang yang masuk Islam jumlahnya masih sedikit, ditambah lagi mengalami berbagai penyiksaan yang dilakukan oleh kafir Quraisy, namun Rasulullah saw. tidak marah menyaksikan kondisi tersebut.

Termasuk Rasulullah sendiri dalam kapasitas beliau sebagai kekasih Allah Swt. saja pernah merasakan hopeless yaitu ketika beliau ditinggal wafat oleh istri tercinta, Bunda Khadijah yang senantiasa mendukung penuh dalam perjuangan dan dakwah hingga titik darah penghabisan. Setelah itu paman beliau yang selalu melindungi dari berbagai ancaman juga wafat.

Belum lagi ketika beliau pergi ke daerah Thaif yang merupakan kerabat Ibundanya untuk mencari pertolongan dan perlindungan dari Bani Tsaqif sekaligus mengharapkan mereka masuk Islam. Namun, apa yang beliau dapatkan sangat bertolak belakang. Mereka menolak dengan jawaban yang menyakitkan. Mereka menyuruh anak-anak dan orang bodoh untuk mencaci-maki Nabi dan melemparinya dengan batu hingga kaki beliau berdarah. Akhirnya beliau pun meninggalkan mereka dan pergi.

Ketika berbagai kesulitan itu semakin menghimpit beliau menengadahkan tangan, mendongakkan kepala ke arah langit, mengeluhkan keadaan dan berusaha membesarkan kepercayaannya kepada Allah Swt. mengharap rida-Nya seraya berdoa:

“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya upayaku serta tidak berdayanya aku menghadapi manusia. Ya Arhama Rahimin, Engkau adalah Rabbnya orang-orang yang lemah dan juga Rabbku. Jika saja kemurkaan-Mu tidak akan menimpaku, tentu aku tidak peduli. Akan tetapi, ampunan-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan Nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat dari kemarahan-Mu yang akan menimpaku atau kemurkaan-Mu yang akan melanda. Ku serahkan kepada-Mu seluruh kesulitan hingga Engkau rida, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari-Mu.”

Jadi hopeless itu adalah hal yang sangat manusiawi terjadi. Termasuk Rasulullah saw., sesempurna apa pun beliau adalah tetap sebagai manusia.

Sekularisme Menyuburkan Hopeless

Apalagi jika kita menyaksikan karut-marutnya kehidupan masyarakat saat ini. Permasalahan multi dimensi melanda negeri ini, berbagai kebijakan yang sangat menyesakkan tak dapat dielakkan. Belum lagi, genosida yang melanda saudara kita di Palestina dan diamnya para penguasa negeri Muslim, terkadang membuat kita lelah, putus asa hingga merasa tak ada lagi harapan.

Jika kita renungkan, pangkal dari berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini karena dicampakkannya aturan Allah Swt., dan mengadopsi sistem sekuler demokrasi. Adapun realitas dalam sistem demokrasi yang begitu mahal menjadikan orang rakus, bejat dan tidak bermoral karena disandera oleh kepentingan oligarki. Sebagai rakyat kecil yang tidak memiliki kuasa apapun jelas terkadang lelah dan putus asa hingga merasa diri tak berarti.

Segera Kembali

Namun, ada hal penting yang mesti kita garis bawahi. Ketika hopeless menguasai diri, jangan larut di dalamnya. Cepatlah sadar dan segera kembali. Mencari dan menemukan berbagai taktik atau strategi, menyusun langkah-langkah dalam perjuangan dan dakwah. Menyadarkan manusia dari penghambaan selain Allah Swt. 

Menyadarkan umat bahwa ghoyatul ghoyah atau akhir dari tujuan kita adalah rida Allah dan hari akhir. Sehingga jika harapan terkadang tidak sesuai kenyataan, tidak sampai mengantarkan kita kepada jurang putus asa. Dengan demikian kita akan mendapatkan kemenangan, kemerdekaan dan kedamaian yang abadi.

Wallahu a’lam bish showwab.
Daftar Isi

0Komentar

Follow Pasang Iklan
Follow Pasang Iklan
D

disclaimer: Bumigurindambersyariah.com memberikan ruang bagi para penulis untuk berbagi karya tulisan yang khas memenangkan opini Islam serta memihak kepada kaum Muslim.

Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain.

Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Bumigurindambersyariah.com. Silakan mengirimkan tulisan Anda melalui link ini kirim Tulisan

KLIK

Support Dakwah Bumigurindambersyariah.com

Donasi akan mendanai biaya perpanjangan domain dan aktivitas dakwahnya.

Formulir
Tautan berhasil disalin