Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Tim Redaksi Bumi Gurindam Bersyariah)
Banyak dari siswa saat ini yang dikabarkan melakukan kriminalisasi terhadap gurunya. Salah satu alasan klasik yang sering digunakan adalah guru tersebut melakukan kekerasan terhadap dirinya karena ia melanggar aturan yang telah ditetapkan di sekolah.
Padahal yang dimaksud kekerasan oleh siswa tersebut hanyalah berupa teguran atau mungkin tamparan yang masih dalam batas wajar. Akhirnya karena sang siswa tidak terima, ia melapor kepada orang tuanya. Setali tiga uang, orang tuanya pun mendukung tindakan anaknya tersebut.
Kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya. Kejadian ini terus-menerus terulang di berbagai wilayah. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan ini. Siswa yang sejatinya harus hormat kepada gurunya, ini malah melakukan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan.
Jika melihat dari kaca mata objektif maka akan ditemukan bahwasanya akar permasalahan dari peristiwa ini adalah degradasi moral yang terjadi di kalangan pelajar. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor.
Salah satunya adalah pendidikan dari orang tua yang tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan Islam bahwa ada adab yang harus diperhatikan ketika bertemu orang tua, guru, ataupun orang yang usianya di atas dirinya. Sehingga ia tidak memiliki pemahaman tersebut. Alhasil, ia menjadi seorang siswa yang tidak memiliki sopan santun terhadap gurunya.
Kurikulum dalam sistem sekuler saat ini juga memegang peranan penting terhadap degradasi moral yang terjadi. Mengapa demikian? Jika kita perhatikan dengan saksama maka kurikulum saat ini hanya fokus terhadap pencapaian nilai di atas kertas tanpa memperhatikan lagi moral siswa-siswinya.
Pun materi yang diajarkan di sekolah hanya sebatas transfer of knowledge, bukan transfer of character. Sehingga instansi-instansi pendidikan banyak sekali mengeluarkan lulusannya yang cerdas, namun tidak bermoral. Ia memiliki nilai yang tinggi, namun kosong di akhlak.
Terlebih lagi sistem saat ini menjadikan sifat apatis dan individualis tumbuh subur di kalangan pelajar. Sehingga ketika ada orang yang menegur dan menasihati mereka, mereka merasa eksistensi mereka diganggu.
Berbeda dengan Islam. Dalam Islam, Pendidikan bukan sekadar memberikan ilmu pengetahuan dan juga wawasan saja. Melainkan juga memberikan pemahaman mengenai adab dan juga akhlak. Sehingga pada akhirnya mencetak generasi yang bukan hanya sekadar cerdas, tapi juga memiliki moral.
Maka, tak ada solusi lain untuk permasalahan ini selain kembali kepada syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Karena hanya di dalam Islamlah kecerdasan dan ketaatan menjadi satu kesatuan dalam menjalani kehidupan.
Wallahu a’lam bish showwab.[]
Artikel ini telah ditayangkan:
https://tintamedia.com/pojok-redaktur/degradasi-moral-akibat-kurikulum-sekuler/


0Komentar