Menanggapi sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan bahwa tidak perlu minta restu Amerika untuk menyerang negara mana pun, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS), Farid Wajdi menilai bahwa kapitalisme lebih mengedepankan pragmatisme.
"Padahal saat ini gencatan senjata sedang berlangsung di Gaza. Ini menunjukkan kebobrokan dari nilai-nilai mendasar kapitalisme. Di mana kapitalisme lebih mengedepankan pragmatisme. Apa yang sesuai dengan selera mereka, apa yang sesuai dengan hawa nafsu mereka," tuturnya dalam Kabar Petang: Netanyahu Tantang Dunia, Perang Tanpa Restu Siapa Pun! di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (01-11-2025).
Menurutnya, HAM itu hanya omong kosong demokrasi.
"Sebenarnya, standar mereka itu adalah sesuatu yang bisa memuaskan kepentingan mereka sendiri. Jadi omong kosong, HAM dan demokrasi yang mereka sebutkan," bebernya.
Sistem sekuler, jelas Farid, lebih memprioritaskan kepentingan politik, ekonomi dan militer di atas keadilan.
"Apa yang mereka sebut sebagai keadilan universal adalah palsu," kritiknya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa HAM adalah simbol kosong ketika bertentangan dengan kepentingan elit politik. Bisa dikatakan bahwa perdamaian yang ada saat ini hanyalah kedok.
"Perjanjian perdamaian itu sesungguhnya hanya permainan rekayasa Washington yang disajikan sebagai bentuk perdamaian. Tapi kenyataan sebenarnya menguatkan proyek kolonial Israel," terangnya.
Maka, imbuhnya, istilah-istilah seperti gencatan senjata, bantuan kemanusiaan itu istilah-istilah palsu. Karena diselenggarakan justru oleh pihak yang sama, yang menghancurkan Gaza.
Israel, sambungnya kembali, sering melanggar perjanjian itu demi kepentingan sendiri. Gencatan senjata sesungguhnya tidak kredibel. Sejarah menunjukkan bagaimana puluhan tahun pengusiran hubungan kolektif, genosida oleh Israel itu didukung oleh Amerika Serikat dan rezim pengkhianat, penguasa-penguasa negeri Islam.
"Ini pola yang berulang, topeng-topeng atas nama perdamaian. Kemudian ujung-ujungnya negara itu adalah negara yang semakin dikendalikan dan dikontrak oleh negara-negara imperialis," paparnya.
Terakhir, ia menegaskan bahwa perdamaian yang ditawarkan hanya kedok.
"Perdamaian yang ditawarkan itu sesungguhnya pendudukan berkedok baru. Sementara Palestina terus dikhianati,” pungkasnya.[] Nur Salamah
Artikel ini telah ditayangkan di:
https://www.tanahribathmedia.com/2025/11/fiws-kapitalisme-lebih-mengedepankan.html


0Komentar